Pendahuluan
Klausul 10 ISO 9001:2015 menekankan pentingnya peningkatan berkelanjutan (continual improvement) dalam Sistem Manajemen Mutu (QMS). Setelah organisasi melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, maka tahap akhir dari siklus Plan-Do-Check-Act (PDCA) adalah Act, yaitu melakukan peningkatan.
Peningkatan berkelanjutan dalam ISO 9001 tidak terlepas dari penerapan prinsip PDCA (Plan-Do-Check-Act) sebagai siklus manajemen mutu. Baca penjelasan lengkap tentang prinsip PDCA yang menjadi fondasi peningkatan mutu pada halaman https://www.mochamadsutarsono.com/prinsip-pdca/
- “Peningkatan berkelanjutan dalam ISO 9001 tidak terlepas dari penerapan prinsip PDCA (Plan-Do-Check-Act) sebagai siklus manajemen mutu.”
- “Baca penjelasan lengkap tentang prinsip PDCA yang menjadi fondasi peningkatan mutu.”
Peningkatan dalam ISO 9001:2015 tidak hanya berarti memperbaiki masalah yang muncul, tetapi juga mencakup upaya proaktif untuk meningkatkan efektivitas sistem, kepuasan pelanggan, dan kinerja organisasi secara menyeluruh.
Salah satu cara mengidentifikasi peluang peningkatan adalah melalui hasil survey kepuasan pelanggan. Hasil survey kepuasan pelanggan dapat menjadi indikator kunci untuk peningkatan berkelanjutan. Silakan baca di https://www.mochamadsutarsono.com/survey-kepuasan-pelanggan/
10.1 Umum
Bagian umum klausul ini menegaskan bahwa organisasi harus:
- Mengidentifikasi peluang untuk peningkatan.
- Melaksanakan tindakan perbaikan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
- Meningkatkan efektivitas Sistem Manajemen Mutu.
Contoh penerapan:
- Menggunakan data hasil audit, tinjauan manajemen, serta feedback pelanggan untuk menemukan peluang perbaikan.
- Melakukan benchmarking terhadap kompetitor untuk mencari keunggulan baru.
10.2 Ketidaksesuaian dan Tindakan Korektif
Ketidaksesuaian adalah penyimpangan dari standar, prosedur, atau persyaratan mutu yang sudah ditetapkan. ISO 9001:2015 mengharuskan organisasi:
- Menangani ketidaksesuaian segera (misalnya menghentikan produksi atau menahan produk yang tidak sesuai).
- Mengevaluasi penyebab ketidaksesuaian agar tidak terulang.
- Melaksanakan tindakan korektif untuk menghilangkan akar masalah.
- Meninjau efektivitas tindakan korektif setelah diterapkan.
- Mendokumentasikan seluruh proses dalam bentuk catatan mutu.
Contoh Kasus:
Jika ditemukan produk cacat saat inspeksi akhir:
- Tindakan langsung: produk ditahan dan tidak dikirim ke pelanggan.
- Analisis akar penyebab: dilakukan dengan metode Root Cause Analysis atau Fishbone Diagram.
- Tindakan korektif: pelatihan ulang operator, perbaikan SOP, atau penggantian alat ukur.
10.3 Peningkatan Berkelanjutan
ISO 9001:2015 menekankan bahwa peningkatan berkelanjutan (continual improvement) adalah bagian dari budaya mutu. Hal ini mencakup:
- Peningkatan efektivitas proses agar lebih efisien.
- Peningkatan kepuasan pelanggan dengan kualitas produk/layanan yang lebih konsisten.
- Peningkatan kompetensi karyawan melalui pelatihan berkelanjutan.
- Penerapan inovasi dalam proses bisnis, teknologi, maupun manajemen.
Metode yang umum digunakan untuk peningkatan berkelanjutan antara lain:
- PDCA (Plan-Do-Check-Act) – siklus manajemen mutu dasar.
- Kaizen – perbaikan kecil yang konsisten dan berkesinambungan.
- Six Sigma – pendekatan berbasis data untuk mengurangi variasi.
- Lean Management – fokus pada efisiensi dengan menghilangkan pemborosan.
Contoh Praktik Peningkatan dalam Perusahaan
- Manufaktur: Menurunkan tingkat cacat produksi dari 5% menjadi 2% melalui pelatihan operator dan pemeliharaan mesin.
- Layanan Kesehatan: Meningkatkan kepuasan pasien dengan mempercepat waktu tunggu dari 30 menit menjadi 15 menit.
- Perusahaan Jasa: Menambahkan chatbot untuk mempercepat respon layanan pelanggan.
Kesalahan Umum dalam Penerapan Klausul 10
- Menganggap tindakan korektif sama dengan peningkatan (padahal berbeda).
- Hanya fokus memperbaiki masalah tanpa mencari peluang peningkatan.
- Dokumentasi tindakan korektif tidak lengkap, sehingga sulit ditelusuri.
- Tidak mengevaluasi efektivitas perbaikan yang sudah dilakukan.
Kesimpulan
Klausul 10 ISO 9001:2015 adalah inti dari continuous improvement dalam Sistem Manajemen Mutu. Melalui identifikasi peluang, penanganan ketidaksesuaian, tindakan korektif, dan peningkatan berkelanjutan, organisasi dapat:
Mencegah masalah berulang,
Meningkatkan kepuasan pelanggan,
Memperkuat daya saing,
Mencapai keberlanjutan usaha.
Dengan kata lain, Klausul 10 bukanlah akhir siklus, melainkan pintu menuju perbaikan berkelanjutan yang akan membawa organisasi ke level yang lebih tinggi.