Pelatihan CPKB – Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik

Konsep Mutu Menurut para pakar
Berikut adalah definisi konsep mutu dari JM Juran, Philip Crosby, Armand V. Feigenbaum, dan Kaoru Ishikawa:
1. Joseph M. Juran:
- “Fitness for use” (Kesesuaian untuk Penggunaan): Juran menekankan bahwa mutu adalah seberapa baik suatu produk atau layanan memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan dalam penggunaannya. Ini mencakup aspek-aspek seperti desain, keandalan, ketersediaan, keamanan, dan penggunaan di lapangan.
- Juran juga memandang mutu dari dua perspektif:
- Kualitas desain: Seberapa baik spesifikasi produk atau layanan memenuhi kebutuhan pelanggan.
- Kualitas kesesuaian: Seberapa baik produk atau layanan yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi desain.
2. Philip Crosby:
- “Conformance to requirements” (Kesesuaian terhadap Persyaratan): Crosby mendefinisikan mutu sebagai sejauh mana suatu produk atau layanan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, baik persyaratan produk maupun persyaratan pelanggan.
- Crosby terkenal dengan filosofi “Zero Defects” (Tanpa Cacat) sebagai standar kinerja. Ia percaya bahwa tujuan utama manajemen mutu adalah mencegah terjadinya cacat sejak awal, bukan hanya mendeteksi dan memperbaikinya.
- Ia juga menekankan bahwa mutu dapat diukur dengan “The Price of Non-Conformance” (Biaya Ketidaksesuaian), yaitu biaya yang timbul akibat tidak memenuhi persyaratan (misalnya, biaya perbaikan, pengerjaan ulang, dan kehilangan pelanggan).
3. Armand V. Feigenbaum:
- “Total Quality Control” (Pengendalian Mutu Total): Feigenbaum mendefinisikan mutu sebagai keseluruhan karakteristik produk dan layanan yang memengaruhi kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan maupun yang tersirat.
- Ia menekankan bahwa mutu bukanlah tanggung jawab satu departemen saja, melainkan tanggung jawab seluruh organisasi, mulai dari desain hingga layanan purna jual. Konsep Total Quality Control (TQC) miliknya menekankan integrasi upaya pengembangan, pemeliharaan, dan peningkatan mutu oleh berbagai kelompok dalam organisasi untuk mencapai kepuasan pelanggan yang maksimal dengan biaya yang paling ekonomis.
- Feigenbaum juga memperkenalkan konsep “hidden plant”, yang merujuk pada kapasitas tersembunyi dalam suatu organisasi yang terbuang akibat pekerjaan yang harus diulang atau diperbaiki karena mutu yang buruk.
4. Kaoru Ishikawa:
- Ishikawa menekankan bahwa mutu harus berorientasi pada pelanggan dan melibatkan seluruh karyawan dalam upaya peningkatan mutu.
- Ia terkenal dengan pengembangan Diagram Ishikawa (juga dikenal sebagai diagram tulang ikan atau diagram sebab-akibat) sebagai alat untuk mengidentifikasi akar penyebab masalah mutu.
- Ishikawa juga mempromosikan konsep “Quality Circles” (Gugus Kendali Mutu), yaitu kelompok kecil karyawan yang secara sukarela bertemu secara teratur untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan mereka dan mutu.
- Filosofi Ishikawa menekankan pentingnya pendekatan partisipatif dan penggunaan alat-alat mutu sederhana oleh semua tingkatan karyawan untuk mencapai perbaikan mutu berkelanjutan. Ia juga menekankan pentingnya memandang proses berikutnya sebagai pelanggan.